Saat saya duduk di kantor dokter, mendengarkan bahasa asing yang diucapkan di sekitar saya, saya merasakan perasaan tidak nyaman menyelimuti diri saya. Itu adalah kehamilan pertama saya, dan saya berada di Asia, jauh dari keluarga dan teman-teman saya. Saya selalu bermimpi berkeliling dunia, tetapi saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan menjadi ibu di negara asing, dikelilingi oleh kebiasaan dan tradisi yang asing.

Sebagai orang Brasil, saya dibesarkan dalam budaya yang sangat menekankan keluarga dan komunitas. Ketika saya mengetahui bahwa saya hamil, saya dipenuhi dengan kegembiraan dan antisipasi, tetapi saya juga merasakan sedikit kesedihan memikirkan tidak memiliki orang yang saya cintai di sisi saya selama babak baru dalam hidup saya ini. Saya selalu membayangkan bahwa saya akan melahirkan dikelilingi oleh orang-orang yang saya cintai, di lingkungan yang akrab di mana saya merasa aman dan nyaman.
Tapi hidup punya rencana lain untukku. Suami saya dan saya sering bepergian untuk bekerja, ketika kami tahu kami mengharapkan. Kami tidak memiliki rumah permanen, tidak ada sistem pendukung yang mapan, dan tidak tahu bagaimana kami akan mengatasi tantangan kehamilan dan menjadi ibu di negeri asing.
Merangkul Keibuan di Negeri Asing: Perjalanan Pribadi
Pada awalnya, saya merasa kewalahan dengan ketidaktahuan tentang itu semua. Segala sesuatu mulai dari makanan hingga sistem perawatan kesehatan terasa asing bagi saya. Saya khawatir apakah saya dapat berkomunikasi secara efektif dengan penyedia layanan kesehatan, dan apakah saya akan memahami perbedaan budaya yang mungkin memengaruhi pengalaman saya sebagai ibu baru. Saya merindukan kenyamanan rumah yang akrab, rasa makanan nenek saya, suara ibu saya, dan dukungan dari teman-teman terdekat saya.
Saya mengetahui bahwa saya hamil ketika kami berada di Manila, di Filipina. Karena ketidaktahuan makanan, saya telah mengembangkan beberapa kekhawatiran dan memutuskan untuk pergi ke Bali untuk lingkungan yang lebih akrab. Namun, setelah lima bulan, saya mulai khawatir tentang di mana saya akan melahirkan, ketakutan dan rasa tidak aman saya semakin meningkat. Saya berjuang untuk menemukan rasa memiliki di Bali.

Mengatasi Tantangan: Menemukan Rasa Memiliki di Luar Negeri
Kami memulai petualangan baru mencari tempat yang tepat untuk melahirkan dan menetap karena kami masih harus bekerja. Kami pertama kali pergi ke Jerman, tempat asal suami saya, tetapi cuacanya tidak ideal untuknya, dan suasananya tidak seperti yang kami cari. Kemudian kami pergi ke Brasil, negara asal saya, tetapi suami saya tidak bisa berbahasa Portugis, dan sulit menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris. Merasa tersesat dan bingung, kami memutuskan untuk melanjutkan pencarian tempat yang sempurna.
Perhentian kami berikutnya adalah New York City, kota metropolis ramai yang diimpikan banyak orang untuk dikunjungi. Awalnya saya berpikir bahwa energi yang semarak dan budaya kota yang beragam akan sangat cocok untuk kami. Saya dulu suka mengunjungi NYC. Namun, segera setelah kami tiba, saya menyadari bahwa kebisingan yang konstan dan hiruk pikuk kehidupan membuat kewalahan bagi seseorang yang datang dari pulau yang tenang dan damai, terutama yang sedang hamil. Lebih buruk lagi, saat itu bulan November membekukan, dan hawa dingin yang menggigit membuat berkeliaran di luar menjadi lebih menantang. Menavigasi jalan-jalan yang ramai dan kereta bawah tanah yang padat terbukti terlalu berat bagi saya, dan saya mendambakan lingkungan yang lebih tenang dan damai.

Kami kemudian memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Puerto Rico, berharap iklim pulau yang hangat dan pemandangan yang indah akan memberikan suasana yang lebih cocok untuk kehamilan saya. Namun, setibanya di sana, kami dihadapkan pada kenyataan pahit perjuangan negara untuk pulih dari badai yang menghancurkan baru-baru ini. Badai telah meninggalkan jejak kehancuran, dan pulau yang dulunya semarak itu sekarang menjadi tempat kekacauan dan ketidakpastian. Infrastruktur lokal rusak parah, membuat akses ke layanan penting seperti perawatan kesehatan dan transportasi menjadi sulit. Saya merasa benar-benar bingung dan gelisah dengan keadaan negara, dan menjadi jelas bagi saya bahwa ini bukanlah tempat yang ideal untuk melahirkan.
Pada titik inilah saya menyadari menemukan tempat yang tepat untuk melahirkan bukanlah tugas yang mudah. Perjalanan untuk menemukan lokasi yang akan memenuhi kebutuhan kita akan keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas tampaknya lebih rumit daripada yang saya perkirakan sebelumnya. Saya mulai memahami bahwa lingkungan yang ideal untuk menghadirkan kehidupan baru ke dunia membutuhkan lebih dari sekadar lingkungan yang indah atau budaya yang menarik; itu membutuhkan keseimbangan antara kepraktisan dan dukungan emosional, yang terbukti sulit dipahami dalam pencarian kami.

Kami akhirnya kembali ke Asia dan akhirnya menetap di Johor Bahru, Malaysia, yang hanya berjarak 30 menit dari Singapura dengan mobil. Meskipun itu bukan tempat yang saya bayangkan melahirkan, saya dengan cepat jatuh cinta dengan arsitekturnya, sistem perawatan kesehatan yang baik, dan harga yang terjangkau.
Pentingnya Dukungan Masyarakat Bagi Ibu Hamil
Ketika saya mendekati tanggal jatuh tempo, saya menemukan kenyamanan dalam kenyataan bahwa kebanyakan orang di Asia berbicara bahasa Inggris. Ini membuat komunikasi dengan penyedia layanan kesehatan jauh lebih mudah, dan saya dapat memahami perbedaan budaya yang mungkin memengaruhi pengalaman saya sebagai ibu baru.
Ketika hari itu akhirnya tiba, saya gugup tetapi juga dipenuhi rasa heran. Saya bersyukur dikelilingi oleh tim profesional perawatan kesehatan yang kompeten yang berbicara bahasa Inggris dan memiliki pengetahuan tentang kebutuhan unik saya sebagai ibu asing. Meskipun jauh dari keluarga dan teman-teman saya, saya merasakan kebersamaan dan kebersamaan dengan orang-orang di sekitar saya.
Setelah putri saya lahir, saya kagum dengan tingkat perhatian yang saya terima di Johor Bahru. Para dokter dan perawat yang merawat saya adalah beberapa profesional medis paling modern dan terkini yang pernah saya temui. Perawatan pascapersalinan sangat mengesankan, dengan perawat memeriksa saya secara teratur dan memberi saya informasi berharga tentang menyusui, pemulihan, dan merawat bayi yang baru lahir. Saya dapat menerima perawatan medis yang sangat baik, bahkan di negara asing, yang memberi saya rasa aman dan percaya diri sebagai ibu baru. Sistem perawatan kesehatan di Malaysia melebihi ekspektasi saya, dan saya merasa bersyukur atas tingkat perawatan yang saya terima selama salah satu masa paling penting dan rentan dalam hidup saya.

Beradaptasi dengan Perbedaan Budaya dalam Kehamilan dan Persalinan
Beradaptasi dengan perbedaan budaya dalam kehamilan dan persalinan dapat menjadi tantangan bagi ibu hamil mana pun, terutama saat menavigasi sistem perawatan kesehatan asing. Penting untuk dipahami bahwa praktik dan kepercayaan budaya dapat sangat bervariasi di berbagai wilayah dan komunitas, dan apa yang dianggap normal atau dapat diterima dalam satu budaya mungkin tidak dianggap normal atau dapat diterima di budaya lain. Ini dapat mencakup semuanya, mulai dari praktik persalinan dan perawatan pascapersalinan hingga pembatasan pola makan dan norma sosial. Oleh karena itu, penting bagi calon ibu untuk mendekati perjalanan kehamilan dan persalinan mereka dengan pikiran terbuka dan kemauan untuk belajar dan beradaptasi dengan praktik budaya masyarakat tempat mereka berada. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konteks budaya pengalaman kehamilan dan persalinan mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keseluruhan pengalaman dan rasa memiliki mereka. Selain itu, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan penyedia layanan kesehatan, karena mereka dapat memberikan wawasan berharga tentang praktik dan kepercayaan budaya yang dapat memengaruhi perawatan ibu hamil. Pada akhirnya, beradaptasi dengan perbedaan budaya dalam kehamilan dan persalinan membutuhkan kemauan untuk merangkul keragaman dan rasa hormat yang mendalam terhadap tradisi dan kepercayaan masyarakat di mana seseorang berada.

Pelajaran yang Dipetik: Menjadi Orang Tua yang Lebih Kuat dan Lebih Tangguh
Melahirkan di negara asing bukannya tanpa tantangan, tapi itu adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya belajar untuk dapat beradaptasi dan berpikiran terbuka, dan saya menemukan bahwa keibuan melampaui perbedaan budaya dan hambatan bahasa. Itu adalah pengingat bahwa, di mana pun Anda berada, yang terpenting adalah cinta dan dukungan dari orang-orang di sekitar Anda.
Setelah kehamilan pertama saya, saya dan suami memutuskan untuk menetap di Bali, Indonesia, dan memberikan kesempatan kedua untuk menjadi rumah kami. Saya agak ragu pada awalnya, setelah mengalami kesulitan hamil di luar negeri sebelumnya. Namun yang mengejutkan saya, Bali ternyata menjadi tempat yang luar biasa untuk memiliki bayi. Sistem perawatan kesehatan modern dan dilengkapi dengan baik, dan saya menerima perawatan prenatal yang sangat baik dari tim dokter dan bidan yang berpengalaman.

Selama kehamilan kedua saya, saya merasa jauh lebih santai dan percaya diri. Saya tahu apa yang diharapkan, dan saya memiliki komunitas yang mendukung dari sesama ibu untuk dimintai nasihat dan dukungan. Saya juga melakukan upaya sadar untuk merangkul yang tidak diketahui dan mencoba hal-hal baru, yang menghasilkan beberapa pengalaman dan persahabatan yang luar biasa.

Setelah bayi saya lahir, sekali lagi saya terpesona oleh kualitas perawatan pascapersalinan yang saya terima. Para bidan sangat berpengetahuan dan suportif, dan mereka membantu saya mengatasi tantangan menyusui dan merawat bayi baru lahir dengan mudah.
Hari ini, saya bangga menyebut Bali sebagai rumah saya. Saya memiliki komunitas yang luar biasa dari sesama ibu dan teman, dan saya merasa lebih terbuka terhadap hal yang tidak diketahui daripada sebelumnya. Meskipun menjadi ibu dapat menjadi tantangan di mana pun Anda berada, saya telah belajar bahwa dengan dukungan dan pola pikir yang tepat, adalah mungkin untuk berkembang dan menemukan kebahagiaan bahkan dalam keadaan yang paling asing sekalipun.
Seiring pertumbuhan dan perkembangan anak saya, saya bersyukur atas pengalaman dan wawasan yang saya peroleh selama melahirkan di negeri asing. Saya bangga pada diri saya sendiri karena telah mengatasi tantangan dan merangkul peluang baru yang disajikan sebagai ibu di negeri asing. Itu adalah petualangan yang tidak akan pernah saya lupakan, dan yang membuat saya menjadi orang yang lebih kuat dan tangguh.
